Inilah Perbedaan Antara Radio dan Podcast

Inilah Perbedaan Antara Radio dan Podcast – Meski memiliki persamaan, radio dan podcast punya perbedaan yang cukup signifikan. Apa saja?

Bila anak zaman dulu paling asyik kalau mendengarkan radio, anak zaman now lebih memilih podcast sebagai media hiburan.

Perbedaan Radio dan Podcast

Pada dasarnya, keduanya punya fungsi yang sama, yakni media komunikasi dan hiburan yang berupa audio. Meski demikian, keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan! Apa sajakah perbedaannya? http://www.shortqtsyndrome.org/

– Konsep Siaran

Radio umumnya disiarkan secara langsung dengan jadwal siaran yang telah ditentukan seperti tayangan televisi. Siaran radio pun dibatasi oleh batas geografis wilayah dan tidak bisa diputar lagi. Nah, hal ini lah yang membuat podcast menjadi istimewa. www.americannamedaycalendar.com

Siaran pada podcast ini bisa didengarkan kapan saja. Podcast malahan dapat diunduh, sehingga pendengar bisa memutar siaran ulang tanpa kendala apapun.

– Topik Bahasan

Saat mendengarkan radio, kamu cenderung untuk mendengarkan satu stasiun radio favoritmu. Pada radio, kamu bisa mendengarkan musik, diskusi politik, kesehatan, pendidikan, berbagai ulasan, bahkan kuliner.

Bedanya, podcast hanya membahas satu topik dan konten-kontennya lebih spesifik dalam satu channel. Hal yang disiapkan pun merupakan topik yang unik dan jarang dibahas seperti tips, pengalaman pribadi, kisah horor, atau curahan hati.

– Waktu Siaran dan Durasi

Pada siaran radio, penyiar punya waktu terbatas. Hal tersebut karena radio memiliki banyak topik bahasan yang berbeda sehingga harus membagi waktu dalam setiap siarannya.

Di samping itu, podcast tidak memiliki waktu siaran karena konsep siarannya lebih bebas alias tidak bergantung pada stasiun mana pun. Penyiar dari podcast pun bebas menentukan waktu siaran dan durasi setiap episodenya sesuai keinginan.

– Pembuatan

Siaran radio terbilang rumit karena penyiar harus memiliki keahlian yang mumpuni dalam hal penyiaran. Topik siaran pun disesuaikan dengan stasiun radio tersebut.

– Konten Anti basi

Ini dia yang bikin Podcast menjadi salah satu pilihan menarik bagi ingin mencoba mendengarkan konten menarik dan berkualitas.

Konten radio tidak akan ada pengulangan. Jika kamu ketinggalan maka kamu akan benar ketinggalan.

Berbeda dengan podcast, kamu bisa mendengarkan nanti bahkan kamu bisa pause dahulu.

Namun, di podcast, penyiar punya kebebasan untuk menentukan konten. Penyiar podcast pun cuma butuh ponsel untuk bisa siaran, berbeda dengan berbagai peranti yang dibutuhkan oleh sebuah stasuin radio.

– Hak Cipta Musik

Walau mempunyai kelebihan yang lebih banyak daripada radio, ada satu kelemahan podcast nih, Millens. Kamu tidak bisa sembarangan memasukkan lagu ke dalam siaranmu karena terikat oleh hak cipta si pemilik lagu. Meski demikian, kamu jadi punya banyak ruang untuk menghasilkan kreasi yang lebih banyak.

Perbedaan

Berbeda dengan radio konvensional yang biasanya memiliki jam siaran, dengan podcast, konten dapat dikonsumsi kapan saja pendengar mau mendengarkannya. Konten podcast dapat ditemukan di sejumlah hosting, antara lain Libsyn, Podbean, Stitcher, Buzzsprout, Google, Soundcloud, hingga penyedia konten audio digital kenamaan seperti Itunes dan Spotify. Topik konten yang ditawarkan juga beragam, mulai dari politik, sosial-budaya, seni, musik, humor, sandiwara, hingga berita.

Dibandingkan video yang menuntut seseorang memusatkan pandangan dan pendengaran, konten podcast cukup didengarkan. Oleh karena itu, mendengarkan podcast menjadi pilihan menarik sambil melakukan pekerjaan lain di antaranya berkendara, olahraga, melaju menuju tempat kerja, atau sekadar berjalan-jalan. Mendengarkan podcast menjadi pilihan agar lebih produktif.

Anda juga tak hanya dapat mengonsumsi podcast. Mengapa tidak membuat konten podcast sendiri, baik untuk hobi maupun mendukung keperluan bisnis. Dibandingkan membuat video untuk Youtube atau menulis blog, podcast relatif lebih mudah karena hanya mengandalkan kemampuan “cuap-cuap” sehingga cocok bagi mereka yang punya kesulitan tampil di depan video atau menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan.

Selain itu, tak butuh peranti perekam suara mahal dan studio khusus. Dengan ponsel cerdas, Anda telah dapat mulai membuat konten podcast. Anda bisa bergabung dengan komunitas atau mempelajari tutorialnya yang banyak disajikan di internet.

Bagaimana Cara Membuat Podcast Sendiri?

Perbedaan Radio dan Podcast

– Tentukan Karakter Podcast Anda

Anda dapat menemukan sendiri bahwa ada banyak sekali podcast yang sudah dirilis ke publik. Banyak media podcast menyediakannya berdasarkan kategori semacam komedi, berita politik, komentar olahraga, musik, film dan lain-lain.

– Siapkan Alat untuk Membuatnya

Anda tidak mesti mengandalkan mikrofon yang masih standar semacam yang ada di PC Anda. Anda seharusnya terdengar seprofesional mungkin pada hasil rekaman audio Anda. Sehingga, Anda perlu sebuah set lengkap dengan mik peredam gangguan supaya suaranya bisa didengar jelas oleh pendengar. Carilah alat-alat yang cukup memadai namun berharga terjangkau sesuai kondisi keuangan Anda.

– Buat Kontennya

Anda bisa mulai buat naskah soal apa yang mau Anda katakan di awal acara dan bagaimana musik atau sound yang mengisi pada saat transisi dari satu kisah ke kisah yang lainnya. Urutkan konten Anda dan perkirakan durasinya.

– Gunakan Editing Software

Sound Recorder (pada Windows) dapat menjadi pilihan bagus, tapi cuma bisa disimpan sebagai audio dalam format wav. Anda sebetulnya perlu mengubah hasil rekaman menjadi berkas mp3 agar cocok dengan format yang bisa diputar pada media umumnya. Anda pun dapat memakai Adobe Audition yang sudah sering dipakai oleh para pengolah audio profesional.

– Tambahkan Keterangan dan Upload

Sertakan keterangan yang dibutuhkan semacam informasi artis, album, dan lain sebagainya. Berikanlah sampul album yang menarik. Coba dengan desain sendiri atau carilah gambar gratisan di internet yang tak dilindungi oleh hak cipta.

Fakta Perkembangan Podcast :

1. Sebagian besar pendengar podcast adalah milenial

Hasil memperlihatkan bahwa pendengar podcast di Indonesia didominasi oleh usia 20-25 tahun, yaitu sebesar 42,12 persen. Lalu diikuti oleh kelompok usia 26-29 dan 30-35 tahun. Hasil tersebut sukses mematahkan stereotipe yang mengatakan bahwa milenial lebih menyukai hal-hal yang bersifat visual.

2. Masyarakat sudah cukup akrab dengan podcast

Beberapa besar responden, yaitu hampir 68 persen dari 2032 orang mengaku bahwa mereka akrab dengan podcast. Sebesar 80 persen di antaranya mendengarkan siaran audio tersebut dalam enam bulan terakhir.

3. Ketertarikan masyarakat terhadap podcast

Ketika ditanya apakah mereka tertarik mendengarkan podcast secara rutin, separuh responden menjawab bahwa mereka masih ragu-ragu. Yang menarik, 43 persen mengatakan bahwa mereka sangat tertarik. Cuma 6 persen yang tidak tertarik mendengarkan podcast.

4. Podcast tidak menggeser peran radio

Berpindahnya masyarakat ke hiburan yang bersifat audio ternyata tidak dianggap sebagai ancaman bagi eksistensi radio. Ini karena media yang digunakan oleh keduanya berbeda. Meskipun memang saat ini masyarakat juga bisa mendengarkan radio dengan streaming.

Survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang tertarik pada podcast dan radio mencapai 56,7 persen dari keseluruhan responden. Perpindahan memang ada, tetapi untuk saat ini tidak sampai menggantikan peran radio.

5. Spotify adalah platform favorit untuk mendengarkan podcast

Spotify menjadi pilihan utama platform untuk mendengarkan siaran audio tersebut. Anda hanya perlu mencarinya di laman “Browse” pada tab “Podcast”.

Spotify nanti menyuguhkanmu berbagai macam channel podcast yang sering didengarkan pengguna. Google Podcast, Soundcloud, Pocket Cast, dan Apple Cast adalah platform lain yang paling sering diakses setelah Spotify.

6. Alasan milenial mendengarkan podcast

Terdapat beraneka macam alasan mengapa orang suka mendengarkan podcast. Akan tetapi tiga alasan yang paling sering dilontarkan adalah kontennya yang bervariasi, fleksibel, dan lebih bisa dinikmati daripada konten visual.

Masyarakat umumnya mendengarkannya di rumah, saat berkendara terutama di kendaraan umum, serta di tempat publik seperti kafe, perpustakaan, dan lain-lain.

Christian Kuhn

Back to top